head

Tuesday, December 19, 2017

Isra Mi'raj



ISRA MIRAJ
URAIAN RINGKAS MENGENAI ISRA’ DAN MI’RAJ RASULULLAH SAW DITINJAU DARI SUDUT ILMU METAFISIKA EKSAKTA


Hari ini tanggal 29 Juli 2008 bertepatan dengan tanggal 27 Ra’jab tahun 1429H, 14 abad yang silam telah terjadi suatu peristiwa yang luar biasa, menjadi tonggak sejarah baru ummat Islam, dimana Nabi Besar Muhammad SAW melaksanakan Isra’ dari Mesjidil Haram di Makkah ke Mesjidil Aqsa di Pelestina, kemudian melakukan Mi’raj dari Mesjidil Aqsa naik ke Sidratul Muntaha, menjumpai Allah SWT, pada saat itulah Beliau menerima perintah shalat sebagai salah satu rukun Islam.

Saya tidak mengajak pembaca sufimuda untuk menelusuri sejarah terjadinya Isra’ Mi’raj, karena kisah itu sudah sering kali diceritakan oleh para mubaligh kita, terkadang jadi membosankan, dari kecil kita sudah mendengar kisah itu. Juga saya tidak menanyakan kepada anda sekalian apakah anda percaya Isra’ Mi’raj tersebut, karena pertanyaan itu sudah dilontarkan selama 14 abad, cuma Abu Lahab, Abu Jahal dan kawan-kawannya yang tidak percaya.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merengungi dan berfikir secara kritis, Bagaimana ilmiahnya sehingga Nabi SAW bisa melakukan Isra’ dan Mi’raj hanya dalam waktu semalam?

Kalau Beliau menuju Tuhan memakai Buroq sebagai kenderaan yang mempunyai kecepatan tak terhingga, apakah Saidina Abu Bakar dan sahabat-sahabat lain juga memakai Buroq?

Apakah seluruh ummat Islam untuk mencapai kehadirat Tuhan perlu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Nabi?

Nabi mengatakan, yang tidak mencontoh aku bukanlah ummatku, selama ini yang sudah kita contoh adalah pekerjaan lahiriah Beliau, kapan kita mencontoh pekerjaan spiritual Beliau?

Untuk menjawab semua pertanyaan itu, saya mengutip penjelasan yang sangat ilmiah tentang Isra’ Mi’raj oleh Prof. Dr. Saidi Syekh Khadirun Yahya MA. M.Sc dalam bukunya berjudul : CAPITA SELECTA TENTANG AGAMA, METAFISIKA ILMU EKSAKTA JILID II (hal 51-57), Penerbit Universitas Panca Budi Medan.Berikut kutipannya :

URAIAN RINGKAS MENGENAI ISRA’ DAN MI’RAJ

RASULULLAH SAW DITINJAU DARI SUDUT

ILMU METAFISIKA EKSAKTA

Saya akan mencoba untuk mengemukakan dan menguraikan suatu contoh, sebagai ilustrasi yang nyata, karena saya sendiri sebenarnya tidak pula merasa puas, kalau tak ada sekelumit gambaran , yang agak jelas, tentang apa yang dimaksud dengan kehebatan ilmiah metafisika eksakta itu. Contoh yang diambil adalah salah satu fenomena yang hebat sekali, suatu fenomena yang sampai sekarang, tetap hangat dan aktual dan menggemparkan dunia yaitu : ISRA’ dan MI’RAJ RASULULAH SAW disorot dari sudut ILMU METAFISIKA EKSAKTA!

Marilah pelan-pelan kita ikuti uraian-uraian yang sangat ilmiah ini, dengan tenang dan dimulai dengan Bismillah dan ingat akan Rahman dan Rahim serta kasih ALLAH SWT, Penguasa Semesta Alam.

Terlebih dahulu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada sesuatu yang kurang sedap dalam uraian-uraian ini, karena mungkin kurang sesuai dengan selera kita. Tetapi kita harus sadar, bahwa ada kalanya kebenaran itu adalah pahit, tetapi kalau sudah dikenal, bahwa kebenaran yang pahit itu adalah obat satu-satunya , maka kebenaran itu akan menjadi manis (Truth is bitter, but Truth is also sweet).

Seperti juga bala yang diturunkan ALLAH, tentu terasa sakit dan pedih pada awalnya, tetapi kalau kita arif dan bijaksana, pandai mengambil pelajaran daripada bala yang diturunkan ALLAH itu, maka akhirnya bala itu akan menjadi petunjuk yang sangat berharga. Sedangkan musuh yang mencari-cari kelemahan kita siang malam, adalah sebenarnya alat yang baik sekali, untuk menunjukkan kekurangan- kekurangan kita, yang kadang-kadang kita tidak sadari sama sekali.

Begitu juga saya percaya, bahwa kita semua sadar benar-benar, bahwa kita bukan hidup di zaman Galileo Galilei lagi, dimana ucapan ilmiah eksak yang benar, tetapi tidak atau belum difahami, orangnya lantas akan “dikejar-kejar”, atau difitnah seenaknya saja. Dewasa ini, kita hidup di zaman hipermodern, kurun XV H, yang sudah hampir kiamat lagi barangkali (oleh “permainan” atom, nuclear dan sinar laser dari manusia-manusia atau “ulah/tingkah” galaxy di alam semesta ruang angkasa), yang semua problema-problema ilmiah benar-benarharus diselidiki kebenarannya, dan kalau memang benar, dapat diambil manfaatnya sesuai dengan firman ALLAH yang berbunyi :

Yaa ay-yuhal-ladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun binaba-in fatabay-yanuu an tushiibu qauman bijahaalatin fatushbihuu ‘alaa maa naadiimin.

Artinya : “Hai orang-orang beriman, apabila orang-orang fasiq datang membawa berita kepadamu, maka periksalah lebih dahulu dengan seksama. Supaya kamu jangan sampai mencelakakan orang lain, tanpa mengetahui keadaannya, sehingga kamu akan mrenyesal atas kecerobohanmu itu” (Surat Al-Hujurat ayat 6).

Kesimpulan :

1. Apalagi jika berita itu datangmya dari seorang Islam sejati ! Dan seorang yang benar-benar ahli pula dalam bidangnya

2. Perlu sekali diselidiki akan sesuatu hal sedalam-dalamnya dan seksama mungkin dengan ilmu yang dalam, halus dan tinggi pula yang ada pada kita, sebelum diambil keputusan-keputusan yang menentukan, apalagi yang menyangkut soal-soal Agama Islam! Sebagai proyek ALLAH TA’ALA Yang Maha Tinggi, yang sungguh-sumgguh dalam, halus, dan sangat tinggi sekali.

3. Karena, kalau kita telah mengambil keputusan, umpanya yang benar, disiarkan sebagai berita bohong, atau sebagai sesuatu yang salah, karena kurang selidik, atau kurang mampu menyelidik, alangkah celakanya kita ini, dan bukan main hebat kutuk ALLAH jatuh pada kita, karena kita telah jatuh pada fitnah yang sangat keji, menyebarkan yang haq sebagai berita bohong, yang diancam dengan neraka jahanam Dunia Akhirat!!

Demikian sebagai pendahuluan, marilah kita mulai dengan Nama ALLAH Yang Pengasih lagi Penyayang mengikuti :

Uraian ringkas ISRA’ dan MI’RAJ Rasulullah SAW

ditinjau dari sudut ILMU METAFISIKA EKSAKTA.

Maksud Isra’ dan Mi’raj Rasulullah SAW ialah untuk sujud/hadir ke hadirat ALLAH SWT yang bersemayam di atas Arasy yang maha tinggi.

Jadi: ALLAH SWT berada di Arasy, sedangkan Rasulullah SAW berada di bumi.

Jarak antara keduanya tak terhingga jauhnya : dalam istilah ilmu pasti, jarak yang tak terhingga ditulis : S = 8

Menurut rumus Mekanika :

1. : S = v x t

S = Spazium = distance = jarak

V = Velocitas = speed = kecepatan

T = tempo = time = waktu

2. Jadi : Jarak = kecepatan x waktu (lihat nomor 1).

3. : S = v x t; kalau jaraknya S = tak terhingga, maka ditulis : S = 8

4. Jadi : S = v x t;

Menurut Ilmu Aljabar :

5. Kalau : 8 = v x t, maka v-nya harus (v = 8).

Atau t-nya harus ( t = 8 ).

6. Jadi : 8 = 8 x t atau 8 = v x 8

Waktu yang dipakai Rasulullah SAW berangkat sesudah Isya dan kembali sebelum subuh, katakanlah ± 6 jam pulang pergi, jadi : satu kali jalan menggunakan waktu 3 jam atau t = 3 jam.

7. Diketahui :

2t = 6

t = 3

8. : S = v x t 8 = v x t

S = 8

t = 3 .:. v = 8 = 8

3

9. Jadi : v mesti 8 : v = 8

8 Artinya : Bahwa menurut ilmu rumus eksakta di atas, Rasulullah SAW wajib memakai suatu alat/”kendaraan”/faktor/frekuensi /yang berdimensi/ ber-kecepatan tak terhingga/tak terbatas, yang v-nya = 8

Dan ini ternyata benar! Memang Rasulullah diberikan alat Bouraq = kilat, yang kecepatannya dan frekuensinya tak terhingga : v = 8 diberikan oleh ALLAH SWT.

Betapa EKSAK-NYA ISRA’ MI’RAJ ITU !!!

KESIMPULAN :

1. Tanpa memakai faktor tak terhingga (8) siapapun orangnya yang munajat ke hadirat ALLAH SWT tak kan sampai kepada ALLAH SWT !!!

- HUKUM EKSAKTA MEMBUKTIKANNYA !

- ISRA’ MI’RAJ MENUNJUKKANNYA, KEDUA-DUANYA TAK DAPAT DITAWAR-TAWAR, TAK DAPAT DITOLAK KEBENARANNYA.

2. Munajat artinya : beribadat, berdzikir, bershalat, bersamadi, beri’tikaf dan lain=lain.

3. Sampai pada ALLAH artinya masuk Syorga, karena Syorga adalah pada sisi ALLAH SWT (8).

4. Dengan terang dan jelas kelihatannya, bahwa tidak ada satu manusiapun yang Sampai pada ALLAH SWT dengan akal apa sajapun, dengan ma’rifat apa sajapun, bagaimanapun hebatnya, karena alat tak terhingga (8) adalah kepunyaan ALLAH, dan bukan kepunyaan manusia, karena manusia tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Manusia adalah BAHARU dan serba terbatas yang tak dapat menghasilkan yang tak terhingga (8).

5. Alat yang diberikan ALLAH SWT pada Muhammad adalah hanya satu-satunya yaitu “Nur-Nya”, mau tidak mau harus dapat kita salurkan pada diri kita alat itu juga, karena tidak mungkin ada alat lain yang mencapai ALLAH SWT selain daripada Nur-Nya sendiri. Faktor tak terhingga (8 ) tidak dimiliki oleh manusia manapun juga, karena tidak Ada manusia yang bersifat tak terhingga (8 ), melainkan ALLAH saja, maka Faktor tak terhingga (8 ) harus diberikan atau dimasukkan oleh ALLAH itu Sendiri pada manusia, baru manusia memilikinya dan barulah manusia itu dapat Berkomunikasi dengan ALLAH SWT (lihat uraian isra’ dan mi’raj di atas), dan Sesuai dengan firman ALLAH : Nuurun ‘alaa nuurin yahdillaahu linuurihiiman yasyaau. Artinya : “…..Nur Ilahi berdampingan Nur Muhammad itulah diberikannya kepada manusia yang di kehendaki-Nya….” (Surat An nur ayat 35)

6. Faktor tak terhingga (8) ini tak dapat dan tak boleh bertukar, karena Nur Ilahi adalah satu , tak boleh yang lain, harus yang itu juga, karena jika yang lain, hasilnya/sampainya tidak akan sama; Harus yang di berikan pada Muhammad SAW itu juga harus kita miliki, agar terjamin tempat mendaratnya Muhammad SAW itu sama dengan tempat mendaratnya kita. Tempat mendaratnya Muhammad adalah Syorga, karena syorga adalah pada sisi ALLAH SWT.

7. Untuk mencapai frekuensi yang sama, tidak ada jalan lain, Rohani kita mutlk harus dapat kita gabungkan dengan Rohani Muhammad, yang hidup kekal dan abadi pada sisi ALLAH SWT sebagai “SATELIT” ALLAH TA’ALA di alam semesta ini, yang senantiasa langsung berkomunikasi dengan ALLAH SWT. Rohani digabung dengan rohani tidaklah ada salahnya dan tidak berdosa, asal pandai dan tahu cara pelaksanaan teknisnya, seperti juga frekuensi stasion radio Nusantara III Medan, selalu menggabungkan diri dengan frekuensi pusat jakarta, dan kita akan mendengar Langsung siaran pusat jakarta pada radio kita yang sedang distel dengan frekuensi stasion radio Nusantara III Medan. Begirtu juga, sewaktu Muhammad Ali bertinju di stadion rio de janeiro, cukup kita menstel tv kita pada stasion medan, medan menggabungkan diri dengan jakarta dan jakarta Dengan palapa dan palapa dengan rio de janeiro. Kita melihat Muhammad Ali langsung bertinju di layar tv kita di rumah kita sendiri.








No comments:

Post a Comment